Abu Hamzah
Yang bertanggung jawab atas terbunuhnya Imam Husain  dan ahlulbait lainnya ada banyak pihak, antara lain:

Baca artikel  selengkapnya di TOKOH SYIAH INDONESIA  tafhadol
1. Penduduk Kufah
Penduduk kufah lah yang menulis 500 surat kepada Imam Husain yang ada di Madinah agar datang ke Kufah untuk dinobatkan sebagai Imam hingga Imam Husain jadi berangkat padahal sudah diperingatkan oleh para sahabat.
Setelah Ibnu Ziyad dipilih jadi gubernur Kufah menggantikan al-Nu’man bin Basyir, penduduk Kufah mundur dan menghinakan imam Husain. Ketika imam Husain berhadapan dengan pasukan Kufah beliau berteriak: Wahai Syabts bin Rib’I, Wahai Hajjar bin Abjar, wahai Qais bin al-Asy’ats, wahai Yazid bin al-Harits, bukankah kalian menulis surat kepadaku bahwa buah telah masak, al-janab telah menghijau,
يا شبث بن ربعي، ويا حجار بن أبجر، ويا قيس بن الأشعث، ويا يزيد بن الحارث، ألم تكتبوا إليّ أنه قد أينعت الثمار،وأخضر الجناب، وطمت الجمام، وإنما تقدم على جند لك مجند، فأقبل. قالوا: لم نفعل، فقال:سبحان الله!! بلى والله لقد فعلتم!! ثم قال: أيها الناس إذا كرهتموني فدعوني أنصرف عنكم إلى مأمني.
Karena ketika datang berita kematian Imam Husain, Ummu Salamah berkata: “mereka telah membunuhnya, semoga Allah melaknat mereka.
Ibnu Umar juga pernah berkata: sungguh mengherankan urusan kalian wahai penduduk Irak, kalian membunuh putera dari puteri Rasulullah -shalallahu alaihi wasalam- lalu kalian bertanya tentang hukum darah nyamuk dalam Ihram?!!
Al-Baghdadi dalam kitab al-Farq baina al-Firaq berkata: Rawafidh Kufah terkenal dengan khianat dan kikir, dan hal itu telah menjadi perumpamaan, sampai dikatakan: lebih kikir dari pada orang kufah, lebih curang darai pada orang kufah. Yang sangat terkenal dari pengkhianatan mereka ada 3:
a. Setelah terbunuhnya Imam Ali – Radiallahuanhu- mereka membaiat Imam Hasan, dan mereka berkhianat kepadanya di Saabaat al-Madain, hingga imam Hasan ditikam oleh Sinan al-Ju’fi.
b. Mereka menulis surat kepada Imam Husain mengundangnya ke Kufah untuk menolongnya melawan Yazid ternyata sesampai di Karbala` mereka bergabung dengan Ubaidillah bin Ziyad hingga beliau dan keluarganya gugur sebagai syuhada`.
c. Pengkhianatan mereka terhadap Yazid bin Ali bin al-Husain, mereka membatalkan baiatnya dan menyerahkannya saat berkecamuk perang.
2. Ubaidillah bin Ziyad dan Syamir bin Dzi al-Jausyan
Gubernur Bashrah dan Kufah sekaligus yang diangkat oleh Khalifah Yazid bin muawiyyah.
Ibnu Ziyad yang membunuh Muslim bin Aqil bin Abi Thalib (utusan imam Husain)-
Ibnu Ziyad adalah gubernur yang zhalim buruk hatinya. Pada saat sahabat Nabi yang bernama Aidz bin Amr al-Muzani -Radiallahuanhu- masuk menemuinya dan menasehatinya: wahai puteraku, sesungguhnya aku mendengar Nabi -shalallahu alaihi wasalam- bersabda:
: إِنَّ شَرَّ الرِّعَاءِ الْحُطَمَةُ، فَإِيَّاكَ أَنْ تَكُونَ مِنْهُمْ
“sesungguhnya seburuk-buruk pemimpin adalah yang kasar (merusak) maka janganlah engkau termasuk dari mereka” (HR. Muslim)
Al-Huthamah adalah pemimpin yang merusak, tidak lembut terhadap rakyatnya, menuntun dengan kasar seolah dia menghancuekan sebagian unta dengan sebagian yang lain. Asal makna al-hatham adalah mematahkan sesuatu yang kering, Jahannam disebut hathamah karena menghancurkan apa dilemparkan ke dalamnya, dia mematahkan/menghancurkan tulang setelah memakan dagingnya.
Setelah mendengar nasehat sahabat Nabi ini ibnu Ziyad berkata dengan kasarnya:
اجْلِسْ فَإِنَّمَا أَنْتَ مِنْ نُخَالَةِ أَصْحَابِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ،
duduklah! Sesungguhnya engkau termasuk sahabat nabi yang kecil/rendah/hina.”
Nukhalah itu Radzlah (rendah hina).
Ini bentuk kekurang ajaran ibnu Ziyad yang fasiq ini terhadap sahabat Nabi yang dicintai Allah dan Rasulnya.
Lalu dengan tenangnya sahabat Nabi -shalallahu alaihi wasalam- tadi berkata menegaskan kedudukan sahabat yang sebenarnya:
«وَهَلْ كَانَتْ لَهُمْ نُخَالَةٌ؟ إِنَّمَا كَانَتِ النُّخَالَةُ بَعْدَهُمْ، وَفِي غَيْرِهِمْ»
‘Apakah mereka memiliki kehinaan? Sesungguhnya kehinaan ada setelah mereka dan di selain mereka!
Imam Husain meminta agar membiarkannya pergi menemui Yazid atau tempat lain khususnya dia tidak akan memasuki Kufah.
Ibnu al-Shalah dalam Fatawanya berkata: yang benar (terbukti) bahwa yang memerintahkan untuk memeranginya yang mengakibatkan pembunuhannya adalah ibnu Ziyad.
Yusuf al-Usy berkata: yang harus kita katakan sesungguhnya yang bertanggung jawab tentang terbunuhnya Husain pertama adalah Syamir bin Dzi al-Jausyan (pelaku pembunuhan) dan kedua ibnu Ziyad.
Yang benar: tanggung jawab pertama dan pemikul dosa terbesar adalah ibnu Ziyad karena dia yang mengatur dan memerintah semuanya, dan dialah yang menolak Imam Husain pergi.
Imam Dzahabi berkata di akhir biografi ibnu Ziyad:
الشيعي لا يطيب عيشه حتى يلعن هذا ودونه، ونحن نبغضهم في الله، ونبرأ منهم، ولا نلعنهم وأمرهم إلى الله.
“seorang syi’I (pendukung Ali) tidak nyaman hidupnya hingga melaknat Ini dan orang-orang di bawahnya. Kami membenci mereka karena Allah, dan berlepas diri dari mereka, namun kami tidak melaknat mereka, kami serahkan mereka kepada Allah.
3. Umar bin Sa’ad bin Abi Waqqash (pimpinan pasukan yang memerangi imam Husain)
Seburuk-buruk anak bagi bapaknya adalah Umar bin Sa’ad bin Abi Waqqash, kemudian para pasukannya yang melaksanakan perintahnnya, karena seharusnya mereka menyingkir atau bergabung sama Imam Husain seperti al-Hurr bin Yazid al-Tamimi pimpinan pertama yang diutus oleh Ibnu Ziyad, kemudian dia bergabung dengan imam Husain dan mati syahid.
Karena Umar bin Sa’ad cinta dunia dan jabatan maka dia menolak semua orang yang menasehatinya untuk tidak memerangi Husain. Dia akhirnya mengambil keputusan (sebab kalau tidak mau akan dicopot dari jabatan amir kota Rey):”saya akan tetap melakukannya insyaallah”.
4. Yazid bin Muawiyyah
Yazid, menampakkan ketidak sukaannya atas pembunuhan Imam Husain. Dia berusaha untuk menahan Husain agar tidak keluar ke Kufah, dia menulis surat ke Ibnu Abbas meminta agar mencegah Husain.
Ketika kepala Imam Husain diletakkan di hadapannya dia berkata sambil menangis:
لعن الله ابن مرجانة، كنت أرضى من طاعتكم بدون قتل الحسين، أما والله لو أني صاحبه لعفوت عنه
“semoga Allah melaknat ibnu Marjanah (ibnu Ziyad) saya rela ketaatan kalian tanpa membunuh Husain. Demi Allah seandainya aku sahabatnya niscaya aku memaafkannya.”
Tangisan dan pelaknatan terhadap Ibnu Ziyad ini tidak bisa menghapus kesalahan dari Yazid begitu saja sebab dia tidak dengan jelas melarang membunuh dan tidak menghukum para pembunuh.
Tanggung jawab Yazid sangat jelas sebab terjadi di wilayahnya, bagaimana tidak sayyidina Umar saja memandang bertanggung jawab atas kambing yang tergelincir di Irak atau di syam.
Namun karena yazid pernah memimpin perang ke kustantinopel (49 H, di Zaman Khalifah Muawiyyah) yang diantara pasukannya adalah: imam Husain, Abu Ayyub al-Anshari, dan Nabi -shallahu alaihi wasalam- bersabda:
أَوَّلُ جَيْشٍ مِنْ أُمَّتِى يَغْزُونَ مَدِينَةَ قَيْصَرَ مَغْفُورٌ لَهُمْ
“Pasukan pertama dari umatku yang memerangi kota Kaisar (Romawi) diampuni bagi mereka” (HR. BUkhari) maka kami tidak membencinya dan tidak mencintainya. Kami serahkan kepada Allah.
Syaikh Zaenuddin yang dikenal dengan Abdurrauf bin Tajul arifin bin Ali bin Zaenal abidin al-Haddadi kemudian al-Munawi al-Qahiri (w. 1031) dalam kitab al-Taisir bi Syarh al-Jami’ al-Shaghir berkata: “Yazid tidak harus masuk dalam ampunan karena keluarnya dia dari kelompok itu dengan dalil khusus.”
Karena itu ada tiga kelompok dalam menghukumi dan menyikapi yazid:
a. Dia kafir munafiq
b. Dia seorang sahabat dan imam adil (kelompok Ghaliyah Adawiyyah)
c. Dia seorang raja dari raja kaum muslimin, dia bukan sahabat dan bukan wali Allah yang shalih. (ini kelompok ahlussunnah) kemudian berselisih: mencintai, melaknat atau apa?
Yang tengah adalah: kita tidak mencintai dan tidak melaknat, kita serahkan pada Allah. Ini sikap imam Ahmad.
Wallahu a’lam.
29 nop 2012
Hotel Kaisar Jakarta Indonesia
Axact

Axact

Vestibulum bibendum felis sit amet dolor auctor molestie. In dignissim eget nibh id dapibus. Fusce et suscipit orci. Aliquam sit amet urna lorem. Duis eu imperdiet nunc, non imperdiet libero.

Post A Comment:

0 comments: