Foto |
DI Pondok Pesantren Al-Hidayah, Batang Jawa Tengah, 16 Mei 2016.
Pernyataan Bersama
Indonesia sedang menghadapi banyak tantangan baik internal maupun eksternal. baik tantangan ideologi yang berpotensi memecah kehidupan bernegara hingga tantangan politik, ekonomi, kebudayaan dan moral.
Munculnya berbagai aliran dan paham keagamaan yang masuk bersamaan dengan era keterbukaan dan reformasi menjadikan paham Ahlusunnah wa al-Jamaah seperti paham asing dinegeri sendiri. Dan hal ini akan menjadi ancaman nyata bagi eksistensi Nahdhatul ulama.
Namun sangat disayangkan disaat kondisi bangsa berada dalam keadaan kritis, NU tidak mampu melakukan gerakan dan upaya strategis.
Dengan demikian maka halaqoh nasional ulama pondok pesantren
Menyatakan sikap sebagai berikut :
1. Meminta para ulama pesantren untuk terus berjuang meneguhkan paham Ahlussunnah Wal jama’ah.
2. Mengajak para ulama pesantren untuk mengkritisi dan memberi sumbangsih perbaikan bangsa.
3. Melanjutkan agenda pemilihan Rois ‘Am & Ketua umum yang belum dilaksanakan dalam muktamar ke-33 sebagaimana dalam AD/ART Nahdlatul Ulama hasil Muktamar Makassar.
4. Menuntut KH Said Agil Siraj, untuk mengundurkan diri dari Ketua Umum PBNU, karena tidak dipilih sesuai ketentuan organisasi dan telah terbukti menyelewengankan ajaran Ahlus Sunnah wal Jama’ah an-Nahdliyah melalui beberapa penelitian ilmiah.
5. Menuntut agar kepengurusan PBNU dibersihkan dari PKI, Libral dan Syi’ah.
Mudah-mudahan Allah SWT memberikan kemudahan dan pertolongan kepada para ulama pondok pesantren untuk meluruskan perjuangan dan perbaikan Nahdlatul Ulama.
Wallahul miwafiq ila aqwami at-Thoriq Wassalamualaikum Wr. Wb.
Batang, 16 Mei 2016.
Pembaca ; KH. Sulton Syair (Pengasuh PP. Al Hidayah)
Di hadiri
Ketua PWNU Jateng KH. DR Abu Hafsin, Dr. KH. Adnan, KH. Aziz Mashuri (Jombang)m Utusan PP. Sidogiri, PP. Sal Syaf Sukorejo Situbondo, PP. Buntet Cirebon, PP. Cipasung, Ulama Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
(nugarislurus)
Menyatakan sikap sebagai berikut :
1. Meminta para ulama pesantren untuk terus berjuang meneguhkan paham Ahlussunnah Wal jama’ah.
2. Mengajak para ulama pesantren untuk mengkritisi dan memberi sumbangsih perbaikan bangsa.
3. Melanjutkan agenda pemilihan Rois ‘Am & Ketua umum yang belum dilaksanakan dalam muktamar ke-33 sebagaimana dalam AD/ART Nahdlatul Ulama hasil Muktamar Makassar.
4. Menuntut KH Said Agil Siraj, untuk mengundurkan diri dari Ketua Umum PBNU, karena tidak dipilih sesuai ketentuan organisasi dan telah terbukti menyelewengankan ajaran Ahlus Sunnah wal Jama’ah an-Nahdliyah melalui beberapa penelitian ilmiah.
5. Menuntut agar kepengurusan PBNU dibersihkan dari PKI, Libral dan Syi’ah.
Mudah-mudahan Allah SWT memberikan kemudahan dan pertolongan kepada para ulama pondok pesantren untuk meluruskan perjuangan dan perbaikan Nahdlatul Ulama.
Wallahul miwafiq ila aqwami at-Thoriq Wassalamualaikum Wr. Wb.
Batang, 16 Mei 2016.
Pembaca ; KH. Sulton Syair (Pengasuh PP. Al Hidayah)
Di hadiri
Ketua PWNU Jateng KH. DR Abu Hafsin, Dr. KH. Adnan, KH. Aziz Mashuri (Jombang)m Utusan PP. Sidogiri, PP. Sal Syaf Sukorejo Situbondo, PP. Buntet Cirebon, PP. Cipasung, Ulama Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
(nugarislurus)
Baca
artikel selengkapnya di TOKOH
SYIAH INDONESIA tafhadol
Post A Comment:
0 comments: